Tangisan sang pemerkosa. Dia menangis. Airmatanya menetes tapi segera disekanya. Hatinya tergetar seiring terdengarnya suara takbir dari luar sana, dari balik terali besi yang pengap dan suram.
"Bang, abang menangis?" Kudil di sampingnya bertanya.
"Apakah kau tidak ingin menangis, Dil?"
"Aku menyesal, Bang. Apakah Abang menyesal juga?"
"Aku teringat ibuku di kampung, Dil. Biasanya tiap lebaran aku mudik untuk merayakan hari raya bersama ibu, keluarga dan saudara-saudara di kampung. Tapi sekarang dan selamanya aku tidak akan pernah lagi merasakan kebahagiaan itu."
Air matanya kembali menetes, tapi kali ini dia tidak menyekanya. Dibiarkannya mengalir membasahi pipinya yang kasar. Baru kali ini Kudil melihatnya menangis. Temannya yang dipanggilnya Abang itu 3 tahun lebih tua darinya, dan Kudil mengenalnya sebagai laki-laki yang kasar, bahkan kerap memakinya jika Kudil mencuci motor terlalu lama. Mereka berdua tadinya bekerja di tempat pencucian motor, dan Abang adalah senior Kudil. Pemilik usaha pencucian motor itu teman akrabnya Abang.
"Kita ini bodoh, Bang. Seharusnya kita tidak melakukan itu," kata Kudil.
"Kau yang bodoh, Dil. Cewek itu tetanggamu sendiri. Kenapa kau ajak kami untuk memperkosanya? Kalau kau tidak mengajak kami tentu perbuatan itu tak akan terjadi."
"Abang juga bodoh. Kenapa Abang mau? Abang pasti tertarik melihat kecantikannya kan? Lagian Abang sendiri yang menyuruh si Dul, sopir angkot itu, untuk menjebak cewek itu dengan menunggunya sepulang sekolah. Cewek itu kan biasa naik angkotnya Dul kalau pulang sekolah."
"Dul juga bodoh. Kenapa dia mau aja kusuruh seperti itu? Malah dia sengaja gak menarik penumpang siang itu cuma untuk melarikan cewek itu ke rumah kosong milik pamannya Herman."
"Kita semuanya bodoh, Bang. Kita berlima orang-orang bodoh yang gampang diperdaya setan," kata Kudil sambil melihat Dul, Herman dan Tatok yang sedang tertidur.
"Tatok itu yang paling bodoh," sahut Abang. "Padahal cewek itu teman sekolahnya sendiri, tapi kenapa dia ikut-ikutan memperkosa juga?"
"Kita ini penjahat, Bang. Benar-benar penjahat. Kita memperkosa dan membunuh wanita yang tak bersalah pada kita."
Abang menatap Kudil dengan tajam. "Kau yang mengajak aku untuk jadi penjahat, Dil. Gara-gara kau, aku jadi melakukan perbuatan itu. Gara-gara kau, aku jadi mendekam dalam bui ini untuk selama-lamanya. Seumur hidupku."
"Tapi aku juga mengalami nasib yang sama seperti Abang."
"Kasihan ibuku di kampung," kata Abang dengan mata menerawang. "Tiap lebaran aku selalu mudik, dan ibuku selalu menyambut kedatanganku dengan suka cita. Aku adalah anak bungsu dan anak kesayangan ibuku. Tiap aku berada di rumah, ibu selalu memenuhi kebutuhanku. Aku merasakan kasih sayang ibuku, bahkan dia selalu menyiapkan sarapanku selama aku berada di rumah."
Abang kini tidak hanya meneteskan airmatanya, tapi tubuhnya sudah mulai terguncang. Dia sesenggukan seperti anak kecil.
"Kini aku tidak bisa lagi merasakan kasih sayang itu. Bahkan mungkin aku tidak bisa lagi melihat wajah ibuku selama-lamanya, walaupun kini dia masih hidup. Mungkin juga ibuku kini membenciku setelah tau perbuatanku di sini. Aku benar-benar merasa bersalah pada ibu. Aku tidak bisa membalas kasih sayangnya, malah kini aku melukai hatinya dengan perbuatanku."
"Bang..." Kudil hanya bisa menatap temannya dengan perasaan yang sama-sama kacau.
"Dil, aku ini bukan cuma penjahat tapi juga anak durhaka. Aku bukannya membalas kasih sayang ibu tapi malah membuatnya sedih. Aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaan ibuku sekarang. Lebaran ini aku tidak bisa pulang mudik dan sungkem pada ibu tapi malah berada di penjara untuk selama-lamanya."
"Bang..."
"Aku kangen, Dil... Aku kangen pada ibuku."
Kudil kini hanya bisa terdiam. Airmatanya juga ikut-ikutan menetes. Suasana sejenak menjadi hening. Keduanya terbawa dalam arus perasaannya masing-masing. Sementara di luar sana suara takbir semakin bersahut-sahutan menyambut datangnya hari raya yang membahagiakan bagi setiap orang.
Habis enak merkaos orang bru nangis pepatah juga bingung mau ngata ap, masa pepatah mengatakan "bersenang2 dahulu menangis2 kemudian"
ReplyDeletebegitulah manusia
ReplyDeletesesal kmudian tiada guna
Buat apa di ciptakan otak kalo gak berpikir sebelum bertindak . :s
ReplyDeletecerita yg diambil dari sudut pandang yg berbeda.. pemerkosa tetep aja salah..
ReplyDeleteuntung belum ada peraturan kebiri ya?
Memang kan sekarang ini lg marak"nya dinyata pemerkosaan massal, saya turut prihatin barang kali manusia sekarang lebih dulu cari enaknya dari pada akibatnya ga dipikirin lg. Kaya contoh diatas memang ada mungkin buat Napi yang menyesal ga bisa merayakan lebaran^^. Jd sekarang ini keimanan dan pergaulan harus dijaga supaya ga ikut yg ga bener :D
ReplyDeletepenjahat pun bisa menangis
ReplyDeleteSedih bnget bacanya.. Mungkin abang itu dapat hidayah..
ReplyDeleteya seperti itulah penjahat kalau sudah dipenjara pasti bilangnya nyesel coba kalau tidak dipenjara pasti akan melakukan lagi dan lagi
ReplyDeletemampir lagi kak
ReplyDeletengajak saur terakhir...
:D Yaelah... Tobat Tong Tobat.... :lol:
ReplyDeleteterharu juga sih mendengar cerita kudil dan temanya dibalik jeruji besi andai mereka tidak melakukannya mungkin ini semua tidak terjadi tapi apa daya mereka sudah berbuat dan mungkin inilah yang bisa membuat mereka jera
ReplyDeletesekejam-kejamnya preman tetep kalah sama nasehat ibu..
ReplyDeleteoh ya sob..
minal aidin wal faidzhin
mohon maaf lahir dan bathin
haduh.. Anak indonesia parah banget masih aja juga yg begituan.
ReplyDeleteminal aidin gan
ReplyDeletemaap baru bisa mampir
Makannye jangan turuti hawa nafsu jadinya gitu deh dipenjara
ReplyDeletewih jadi terharu ane
ReplyDeletesedih gan :(
ReplyDeletekalo ada waktu mampir ya kegubuk ane :v
Miris readnya jga
ReplyDeleteHadir lagi
ReplyDeletecuma mu menyampaikan isi hati
meski telat ini tetap berarti :D
Taqabbalallahu minna wa minkum
Minal aidin wal faizi
Mohon maaf lahir bathin
sudah menyesal dan bertaubat
ReplyDeletesemoga tak terulang lagi
mohon maaf lahir batin
berkunjung lagi kak
ReplyDeletetumben belum update terbaru...
@All, makasih kunjungannya. Dari hati yang paling dalam admin mengucapkan minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin kepada semua mwbers... :)
ReplyDeleteberkunjung lagi kak, menunggu updat terbaru...
ReplyDeleteBerbuat dosa mudah berbuat pahala susah
ReplyDeleteMakannya jangan ikuti hawa nafsu jadinya mendiam dalam kerangkeng besi penjara
ReplyDeleteIbumu pasti kecewa nak
Ia bnr kt atas ane
ReplyDeletedi penjara menangis. Malah saling menyalahkan.Lah waktu memperkosa Keenakan.
ReplyDeleteApi panas bro...
ReplyDeleteRasanya gak perlulah nyalahin orang lain, karena kesalahan sebenarnya selalu ada pada diri sendiri. Daripada saling menyalahkan, lebih baik renungkan salah itu dan mulai memperbaiki diri. Ya kan?
ReplyDeleteBetapa tersayatnya itu perasaan Abang, Kudil dan yang lain saat mendengar takbir, hemmmm.
ReplyDelete